A. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar asam borat dengan menambah pereaksi tertentu menaikkan keasamannya, sehingga dapat dititrasi dengan baku alkali.
B. Landasan Teori
Suatu metode titrimetri untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti.
aA + tT produk, dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagen T. reagen T yang disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara inkremental), biasanya dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. (Khopkar, 1984)
Berdasarkan atas hasil rekasi antara analit dengan larutan standar maka analisis volumetric dibagi menjadi titrasi netralisasi ( asam – basa ) yang terdiri dari alkalimetri dan asidimetri. Asidimetri merupakan titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam terhidrolisis dari asam lemah sedangkan Alkalimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa utuk menentukan asam. Titrasi yang dilakukan adalah untuk menentukan jumlah asam yang secara kimiawi adalah tepat equivalen. ( Anonim, 1979 ).
Semua metode titrasi tergantung pada larutan standar yang mengandung sejumlah reagen persatuan volume larutan dengan ketepatan yang tinggi. Metode volumetric diklasifikasikan menjjadi titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi pengendapan dan titrasi kompleksometri ( Brady, 1999 )
Dalam menguji larutan asam basa, titrasi akan melibatkan pengukuran yang saksama volume suatu asam basa yang tepat akan saling menetralkan. Reraksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrametri. Asidimetri dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu standar dan titrasi asam basah yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (Bassett, 1994).
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada titik tengahnya merupakan titik ekuivalen.
Reaksi penetralan, atau asidimetri dan alkalimetri. Ini melibatkan titrasi basa bebas, atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu asam standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatau basa standard (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion hydrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air ( Vogel, 1994 ).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Buret 100 ml
- Statif
- Klem
- Erlenmeyer 250 mL
- Pipet tetes
- Gelas kimia 250 mL
- Gelas ukur 100 mL
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
- Asam askorbat
- Indikator fenolptalein
- Aquades
- Gliserol netral
- NaOH 0,1 N
-
D. Prosedur kerja
![]() |
|






Merah jambu
E. Hasil Pengamatan
No | Perlakuan | Hasil Pengamatan | Volume NaOH (ml) |
1. | Asam Borat 2 gr + 100 ml aquades+ fenolftalein 1 ml | Larutan berwarna merah muda setelah dititrasi | 2 ml |
2. | Asam Borat 2 gr + 100 ml aquades+ fenolftalein 1 tetes + 5 ml gliserol | Larutan berwarna merah muda seelah dititrasi | 5,8 ml |
Perhitungan :
Perhitungan konsentrasi asam borat
a. Molaritas Berdasarkan Hasil Penimbangan
Dik : m Asam Borat = 0,2 gr
Mr Asam Borat = 32 gr/mol
V Aquades = 100 ml = 0,1 L
Dit : M = …?
Peny:
Peny:






b. Molaritas Berdasarkan Hasil Titrasi
Dik : N NaOH = 0,1 N
V H3BO3 = 10 ml = 0,01 L
V NaOH yang digunakan (perlakuan 1) = 2,4 ml = 0,0024 L
V NaOH yang digunakan (perlakuan 2) = 5,8 ml = 0,0058 L
Dit : M H3BO3 (perlakuan 1) = …?
M H3BO3 (perlakuan 2) = …?
Peny :
NaOH → Na+ + OH‑ Jadi, a = 1



Perlakuan 1
M1 x Vtitran = M2 x Vtitrat
M1 x 0,01 L = 0,1 M x 0,0024 L
M1 = 




M1 = 0,024 M
Perlakuan 2
M1 x Vtitran = M2 x Vtitrat
M1 x 0,01 L = 0,1 M x 0,0058 L
M1 = 




M1 = 0,058 M
c. Penetapan Kadar Asam Borat
1. Pada penggunaan 2,4 mL NaOH







2. Pada penggunaan 5,8 mL NaOH







F. Pembahasan
Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam standar dengan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa standar. Bersenyawanya ion hydrogen dan ion hidriksida untuk membentuk air merupaka akibat reaksi – reaksi tersebut.
Proses penambahan larutan standar sampai tepat lengkap disebut titrasi. Titik (saat) dimana reaksi itu tepat lengkap disebut titik ekuivalen atau titik akhir titrasi. Lengkapnya titrasi lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang telah disalah lihat oleh mata. Yang hasilnya oleh larutan standar ( biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret ) itu sendiri, atau lebih lazim lagi oleh penembahan suatu reagensia pembantu yang dikenal sebagai indicator.
Mekanisme perubahan warna yang terjadi pada titrasi alkalimetri yang digunakan adalah pada larutan titer yang bersifat asam yang telah ditambahkan indikator p.p dititrasi dengan titran yang bersifat basa, dimana akan terjadi reaksi antara sampel asam yaitu asam borat atau asam benzoat dengan titran basa yaitu NaOH membentuk larutan garam. Hal ini akan terus terjadi hingga larutan asam tepat telah habis bereaksi dengan NaOH dan disebut titik ekuivalen. Pada titik ekuivalen ini, belum terjadi perubahan warna tetapi kelebihan satu tetes saja larutan NaOH akan menyebabkan terjadinya perubahan warna dari bening menjadi merah muda yang berasal dari reaksi antara kelebihan titran basa dengan indikator pp perubahan warna ini disebut titik akhir titrasi. Perubahan warna merah muda pada larutan disebabkan akibat adanya kelebihan NaOH pada larutan, sehingga larutan tersebut akan bersifat basa. Indikator fenolftalein akan berubah menjadi warna merah muda apabila dalam keadaan basa.
Pada percobaan ini di Pada percobaan Asam Borat, sebelum di mulai titrasi adalah berwarna bening kekuning-kuningan. Namun, setelah dititrasi dengan penambahan larutan NaOH sekitar 20 ml dengan konsentrasi 0,1 N maka larutan kemudian berubah menjadi warna Merah muda. Hal ini disebabkan oleh penambahan indicator fenolftalein tergolong asam yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi indikator tersebut tidak berwarna. Namun, Jika dalam lingkungan basa fenolphtalein akan terionisasi lebih banyak dan memberikan warna terang karena anionnya.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Molaritas asam borat berdasarkan hasil penimbangan adalah
M.

2. Molaritas Berdasarkan Hasil Titrasi pada titrasi yang pertama adalah 0,024 M dan titrasi kedua adalah 0,058 M
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI, Jakarta
Brady, JE. 1999. Kimia Universitas asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa
Bassett, J, dkk., 1994, Vegel Kimia Analisis Kualitatif Anorganik Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Vogel`s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis . Fifth Edition. New York: Longman Group.
Day, J. A , and Underwood A. L ., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, Terjemahan Pujatmaka, Edisi V, Penerbit Erlangga, Jakarta.
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
“ASIDIMETRI – ALKALIMETRI “

O L E H :
NAMA : LIA ARDYTA
NIM : F1F1 10 059
KELOMPOK : V ( Lima )
ASISTEN : LD ABDUL KADIR
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
semangat bloggernya... ha ha ha, masa2 praktikum yang sibuk pasti
BalasHapus